Jumat, 21 April 2017

#kerlapkerlip 122 : HAPPY PASSOVER bukan Happy Easter

Haleluya.. 

Asik bentar lagi Paskah..! Saatnya menghias telur paskah, lomba cari telur paskah, bikin telur coklat, main games seru di sekolah Minggu.. Hmmm, Paskah memang selalu bikin excited (semangat) yah ..

Ngomong – ngomong soal Paskah, pernah nggak sih kita  kepikir kok paskah  indentiknya telur ya? Terus kok suka ada kelinci – kelincian gitu dalam setiap perayaan Paskah?

Kalau kita lihat kilas balik (sejarah)

Perayaan Paskah yang pertama ketika Bangsa Israel di Mesir. Pada saat itu mereka ditindas dan di paksa bekerja oleh orang mesir untuk membangun kota Mesir. Sehingga orang Israel berdoa kepada Tuhan memohon keselamatan dari Tuhan. Dan Tuhan mengutus Musa untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir (Keluaran 12).

 Tetapi raja Mesir  mesir menolak dan memerintahkan agar orang Israel bekerja lebih keras. Sehingga Tuhan memberikan Tulah pertama sampai tulah yang ke Sembilan. Nah Tulah yang sepuluh, Masih ingat 10 tulah yang terjadi di Mesir? Ya, benar sekali…


Di malam terjadinya tulah ke 10, Tuhan memerintahkan Musa untuk memberitahu bangsa Israel untuk menyembelih seekor domba / kambing jantan berumur setahun yang tidak bercela. Darahnya dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan ambang atas. Darah tersebut menjadi tanda supaya apabila Tuhan melihatnya, Tuhan akan melewati rumah itu sehingga orang yang di dalam rumah itu tidak akan kena tulah. Ngeri banget ya.. 

Dari kejadiaan ini Tuhan mengajar umat-Nya (termasuk kita)  mengenai makna pembebasan  yang Tuhan Yesus berikan kepada umat-Nya dan  ketaatan  umat-Nya kepada segala perintah  Tuhan.

Nah loh terus lambang Paskah kok bukan domba? Kenapa jadi telur sama kelinci ya??


Well.. usut punya usut, ternyata ada hubungannya dengan kepercayaan Paganisme  yang menyembah Dewi Eostre di wilayah Yunani yang dikuasai kekaisaran Romawi pada saat itu. Dewi Eostre adalah dewi kesuburan dalam Paganisme, yang dikaitkan dengan kedatangan musim semi. Dewi kesuburan juga dikenal dengan nama Ishtar atau Isis, pada mitologi Jermanik dikenal dengan nama Ostara atau Eostre.

Perayaannya menyembah Dewi Eostre sangat berdekatan dengan hari raya Paskah yang dirayakan sama sama pada hari Minggu pertama setelah bulan purnama pertama, setelah Matahari melintasi titik musim semi (equinox).  Tanggalnya berdekatan dengan perayaan kedatangan musim semi bagi Dewi Eostre dan salah kaprah pun terjadilah.

Jadi kita tahu kenapa tanggal perayaan  Paskah selalu berubah – rubah setiap tahunnya dan tidak seperti perayaan Natal. Paskah yang kita rayakan sebagai peringatan akan kebangkitan Tuhan Yesus, malah jadi dikenal dengan nama “Easter”. Padahal Easter sendiri sesungguhnya mengacu kepada Dewi Eostre.

Jadi telur yang identik dengan simbol perayaan Paskah pun sebenarnya melambangkan kesuburan dan kelahiran kembali musim semi dan  Kelinci yang ada pada perayaan paskah adalah hewan suci bagi Dewi Eostre yang juga melambangkan kesuburan dan hewan kesayangan bagi anak Dewi Eostre.

Jadi, setelah melihat faktanya, salah rasanya kalau kita menyebut Paskah sebagai Easter.

Jadi perayaan Paskah sebenarnya  memiliki arti  penebusan , keselamatan, dan pelepasan  dengan darah yang tercurah. Ini yang dilambangkan dengan korban ternak pada Perjanjian Lama. Untuk jaman sekarang,   tidak perlu lagi kita lakukan karena Tuhan Yesus. Tuhan Yesus telah datang ke dunia menggenapi dan menyatakan  makna Paskah yang sesungguhnya kepada umat  manusia.
Tuhan Yesus datang  sebagai  Anak Domba Allah  yang dikorbankan atau mati diatas kayu salib dan bangkit dari maut untuk menebus dosa umat manusia (1 Petrus 1: 18 -19).  Oleh karena itu, Paskah haruslah menjadi peringatan bagi kita sampai selama – lamanya.

Jadi Paskah = Passover dan buka Easter??

Jadi Paskah  dalam  bahasa  ibrani Pesach dan  dalam Bahasa Yunani disebut Pascha yang artinya melewati (Passover). Seperti  bangsa Israel, perayaan ini adalah hari peringatan akan terlepasnya mereka dari perbudakan Mesir. Tapi, bagi kita yang percaya kepada Tuhan Yesus adalah karya yang besar yang dilakukan  oleh Tuhan Yesus buat kita yang telah  melepaskan/ bebasnya kita dari belenggu dosa.

So, remember, it’s not “Happy Easter”, but “Happy Passover”. Selamat Paskah semua! Tuhan Yesus memberkati.